BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR
BELAKANG
Disentri
merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang
air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan
darah. (Hembing Wed, 08 feb 2006)
Disentri
Basiler disebut juga shigelosis adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan
oleh beberapa jenis basil gram negatif. (Nandar
Sawitra)
Disentri merupakan suatu peradangan pada
usus besar yang ditandai dengan gejala sakit perut dan buang air besar yang encer
secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. (Sep 6th, 2008 | Filed under Health/Kesehatan)
Disentri
merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit yang muncul seperti diare
berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri yang dipaksakan untuk mengeluarkan
tinja. (Written by Mochamad Subecha,
Saturday, 26 March 2011)
ASI,
susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan
atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan
setiap 3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan
sedikit – sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam
jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan
satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan
yang mengandung banyak gizi.
2.TUJUAN
1. Tujuan Umum
a.
Memenuhi
penugasan sebagai prasyarat dalam kegiatan perkuliahan Keperawatan
b.
Mengetahui
konsep medis dari Penyakit Disentri basiler
c.
Mengetahui
Asuhan Keperawatan pada klien dengan Disentri basiler
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui
konsep medis Disentri basiler meliputi, definisi, etiologi, tanda dan gejala,
patofisiologi., manifestasi klinis, komplikasi, prognosis.
b.
Mengetahui
Asuhan Keperawatan pada klien dengan Disentri basiler meliputi: pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
3. MANFAAT
Manfaat
dari asuhan keperawatan anak dengan disentri ini bermanfaat untuk melakukuan
askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan,
proseskaperawatan, implementasi, evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.KONSEP
DASAR TEORI
A. DEFINISI
Disentri merupakan peradangan pada
usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer
secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. (Hembing Wed, 08 feb 2006)
Disentri Basiler disebut juga
shigelosis adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh beberapa jenis
basil gram negatif. (Nandar Sawitra)
Disentri
merupakan suatu peradangan pada usus besar yang ditandai dengan gejala sakit perut dan buang air besar yang encer
secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. (Sep 6th, 2008 | Filed under Health/Kesehatan)
Disentri
merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit yang muncul seperti diare
berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri yang dipaksakan untuk mengeluarkan
tinja. (Written by Mochamad Subecha,
Saturday, 26 March 2011)
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang
disebut sebagai sindroma disentri, yakni: 1) sakit di perut yang
sering disertai dengan tenesmus(menosongkan usus), 2) berak-berak, dan 3) tinja mengandung darah
dan lendir.
Disentri Basiler disebut juga
shigelosis adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh beberapa jenis
basil gram negatif.
Ciri-ciri
penyakit :
· Kejang dan nyeri perut
· Mulas pada waktu buang air besar
· Diare berlendir dan berdarah
·
dapat menyebabkan dehidrasi dalam waktu
singkat
· syok
hipovolemik.
Obat-obat yang biasa dipakai antara
lain :
· Golongan sulfonamida (sulfadiazin, serta derivatnya dan
kotrimoksazol)
· Golongan antibiotik (ampisilin, tetrasiklin
B.
ANATOMI FISIOLOGI
Usus Besar (Intestinum Mayor)
Panjangnya
± 1 ½ m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah :
a.
Selaput
lender
b.
Lapisan
otot melingkar
c.
Lapisan
otot memanjang
d.
Jaringan
ikat.
2.
Fungsi Usus Besar
a.
Menyerap
air dari makanan
b.
Tempat
inggal bakteri koli
c.
Tempat
feses
C. ETIOLOGI
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab
disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta
hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh
Shigella
1. Disentri basiler
- Escherichia
coli enteroinvasif
(EIEC)
- Salmonella
- Campylobacter
jejuni,
terutama pada bayi
- Amoeba
(Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering
pada anak usia > 5 tahunPatogenesis
Transmisi :
fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person
contact.
D. GEJALA KLINIS
Disentri basiler
- Diare
mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah
dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit,
didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
- Panas
tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
- Muntah-muntah.
- Anoreksia.
- Sakit
kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
- Kadang-kadang
disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri amoeba
- Diare
disertai darah dan lendir dalam tinja.
- Frekuensi
BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
- Sakit
perut hebat (kolik)
- Gejala
konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
E. PATOFISIOLOGI
Kuman
penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, minuman
yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.
- Perilaku
khusus meningkatkan resiko terjadinya diare; Tidak memberikan ASI secara
penuh 4-6 bulan pertama kehidupan, Menggunakan botol susu yang tercemar,
Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama,
Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari
tinja, Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang
tinja atau sebelum memasak makanan, Tidak membuang tinja secara benar.
- Faktor
yang meningkatkan kerentanan terhadap diare; Tidak memberikan ASI sampai
umur 2 tahun, Kurang gizi, Campak, Imunodefisiensi / imunosupressif.
- Umur Kebanyakan diare terjadi pada 2
tahun pertama kehidupan, insiden paling banyak 6 – 10 bulan (pada masa
pemberian makanan pendamping).
- Variasi
musiman Variasi
pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada daerah sub
tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas
sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada
daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat
pada musim kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim
hujan.
Infeksi asimtomatik kebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala
dan proporsi ini meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukkan imunitas
aktif
PATWAY
F.
PENATALAKSANAAN
1.
Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang,
lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah)
untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan
terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis. 2.
Komponen terapi disentri : a. Koreksi dan maintenance cairan dan
elektrolit. b. Diet c. Antibiotika d. Sanitasi
.
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti
pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam
penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi
terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
.
b. Diet
Anak
dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak
tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi
vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan
disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk
mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng
oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang
memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko
untuk memperpanjang masa sakit.
-
Makanan dan minuman yang harus dihindari
1. Jangan
minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran
2. Jangan
makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.
3. Jangan
makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum dipasteurisasi.
4. Jangan
makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng
benar disegel atau botol).
- Makanan
dan minuman yang harus diberikan
Makanan
yang berserat
1. Kacang
(mete, kacang tanah, dll.) mengandung serat 5-10 gr
2. Sayur
kacang (kedele, kacang hijau, buncis dll.) mengandung serat 3-6 gr
3. Roti
putih mengandung serat 2-3,5 gr
4. Roti
(whole sereal) mengandung serat 5 gr
5. Sayuran
berupa daun dan buah mengandung serat 1,5-4 gr
6. Umbi-umbian
termasuk kentang mengandung serat 1-3 gr
7. Nasi
putih dan pasta mengandung serat 0.5-2 gr
c.
Antibiotika
Ø Anak dengan disentri harus dicurigai
menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan
antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko
komplikasi dan kematian.
Ø Pilihan utama untuk Shigelosis
(menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan
sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.
Ø Dari hasil penelitian, tidak
didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan placebo10.
Ø Alternatif yang dapat
diberikan :
v Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4 dosis
v Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam
2 dosis
v Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis
tunggal IV atau IM
v Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari
dibagi dalam 4 dosis.
Ø Perbaikan seharusnya tampak dalam 2
hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi
BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus
dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
Ø Terapi antiamubik diberikan dengan
indikasi :
v Ditemukan trofozoit Entamoeba
hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja.
v Tinja berdarah menetap setelah
terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2
hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler.
Ø Terapi yang dipilih sebagai
antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E.
hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d.
Sanitasi
Beritahukan
kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan§ dengan bersih sehabis
membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Prinsip
utama pengobatan diare
- Diare cair membutuhkan penggantian
cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya/penyebabnya.
- Makanan
harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek
buruk pada gizi.
- Antibiotik/anti
parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk
kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali :
pada disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif
untuk shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi berat, Diare
persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit
E. histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen
ditemukan dalam kultur tinja.
Terapi
rehidrasi, Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit
secara cepat.
Terapi
rehidrasi oral:
- Cairan
oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio glukosa vs
natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit
untuk pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus
diberikan sekaligus dan larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam
harus dibuang. Bila diare terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis
harus memberikan cairan rumah tangga atau membawa kembali anaknya ke
sarana kesehatan untuk pengobatan.
- Cairan
rumah tangga, Meskipun
komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati dehidrasi, cairan
larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih praktis
untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus
segera diberikan pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan memberi
lebih banyak cairan dari biasanya. Ada beberapa cairan yang tidak boleh
diberikan pada anak yang menderita diare termasuk sari buah manis yang
diperdagangkan, pencahar, stimulansia seperti kopi.
Kriteria
cairan rumah tangga yang diberikan pada penderita diare :
1. Aman bila diberikan dalam jumlah
banyak. Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial yang
manis harus dihindarkan karena menyebabkan diare osmotik, memperberat
dehidrasi.
2. Mudah menyiapkan.
3. Dapat diterima oleh penderita.
4. Efektif.
Upaya
rehidrasi oral tidak tepat untuk :
v Pengobatan awal dehidrasi berat,
karena cairan harus diganti dengan cepat.
v Penderita ileus paratikus dan perut
kembung.
v Penderita yang tidak dapat minum.
Upaya
rehidrasi oral tidak efektif untuk :
- Penderita
dengan pengeluaran tinja yang sangat banyak dan cepat (lebih dari 15
ml/kgBB/jam) serta penderita tidak dapat minum cairan dengan jumlah yang
cukup untuk mengganti kehilangannya.
- Penderita
dengan muntah berat dan berulang-ulang.
- Penderita
malabsorbsi glukosa; penderita seperti itu larutan oralit menyebabkan
volume tinja meningkat nyata dan tinja mengandung glukosa jumlah besar.
Makanan
pada terapi diare
ASI,
susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan
atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan
setiap 3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan
sedikit – sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam
jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan
satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan
yang mengandung banyak gizi.
Obat
anti diare
Banyak
obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare
meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben
(misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal
lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin,
prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Antibiotika
juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri /
kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti
protozoa menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana
kesehatan. Hal ini juga menghamburkan uang.
Tanda-tanda
memburuknya diare, Ibu harus membawa anaknya ke sarana kesehatan jika :
- tinja
cair keluar amat sering.
- muntah
berulang.
- rasa
haus yang meningkat.
tidak
dapat makan dan minum seperti biasanya
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Anamnesis
1. Identitas
Identitas
klien yang harus diketahui oleh perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, pekerjaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan, dan pekerjaan klien/ asuransi kesehatan
2. Riwayat
Penyakit Saat Ini
BAB
warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan bahkan
berbusa. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali.
3. Riwayat
Penyakit Dahulu
Pernah
mengalami diare sebelumnya, dan penyakit GI lainya. Serta penggunaan
obat-obatan terkait.
4. Riwayat
Nutrisi
Perlu
dikaji mengenai pola nutrisi yang di konsumsi oleh seseorang dan jenis-jenis
makanan yang dikonsumsi sehari-harinya
5. Riwayat
Lingkungan
Perlu
kita kaji bagaimana lingkungan sekitar seseorang. Apakah lingkungan dapat
dikatakan higienis atau tidak. Seperti keadaan air untuk mencuci makanan, suhu
tempat menyimpat makanan, kebersihan lingkungan serta kebersihat alat-alat
untuk makan
Pemeriksaan
Fisik
1. B1
(Breathing)
Pada
pasien dengan diare kronisbiasanya akan mengalami dispnea, pernafasan cepat
> 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan).
2. B2
(Blood)
Pada
pasien dengan diare kronis biasanya nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang . Hal ini akibat dari manifestasi pola pernafasan.
3. B3
(Brain)
Menurunnya
konsentrasi akibat perut yang terasa mulas saat diare.
4. B4
(Bladder)
Pada
pasien dengan diare kronis urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24
jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
5. B5
(Bowel)
Secara
umum, paien megalami defisit kebutuhan nutrisi dan dehidrasi. Feses berbentuk
encer, terdapat darah, lendir, lemak serta berbuih/berbusa. Perut terasa sakit
saat dilakukan
6. B6
(Bone)
Lemah
karena pasien merasa capek saat diare yang mengakibatkan terbatasnya aktivitas
yang ingin dan akan di lakukuan.
2. Diagnosa
Keperawatan
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang
2. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan proses infeksi skunder terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan peningkatan frekwensi diare.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
3. Perencanaan
Keperawatan
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang
Tujuan
:
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria
Evaluasi :
-
Nafsu makan meningkat
-
BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi
:
-
Diskusikan dan jelaskan tentang
pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau
dingin).
Rasional : Serat
tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung
dan sluran usus.
-
Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau
yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
Rasional : situasi yang
nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
-
Berikan jam istirahat (tidur) serta
kurangi kegiatan yang berlebihan
Rasional : Mengurangi
pemakaian energi yang berlebihan
-
Monitor intake dan out put dalam 24 jam
Rasional : Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan.
-
Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
a. terapi gizi : Diet
TKTP rendah serat, susu
b. obat-obatan atau
vitamin ( A)
Rasional : Mengandung zat yang diperlukan , untuk
proses pertumbuhan
2. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria
Evaluasi :
-
Tanda vital dalam batas normal (N:
120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
-
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah,
mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
-
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali
perhari
Intervensi
-
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan
elektrolit
Rasional: Penurunan sisrkulasi volume cairan
menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan
terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
-
Pantau intake dan output
Rasional : Dehidrasi
dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme.
-
Timbang berat badan setiap hari
Rasional : Mendeteksi
kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt
-
Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
pada kien, 2-3 lt/hr
Rasional : Mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
3. Resiko
peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
Tujuan
:
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu
tubuh.
Kriteria
Evaluasi :
-
Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5
C)
-
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur,
dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi
:
-
Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
Rasional : Deteksi dini
terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
-
Berikan kompres hangat
Rasional : merangsang
pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
-
Kolaborasi pemberian antipirektik
Rasional: Merangsang
pusat pengatur panas di otak
4. Resiko
gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
Tujuan
:
Setelah
dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak
terganggu.
Kriteria
Evaluasi :
-
Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga.
-
Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar.
Intervensi
:
-
1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya
menjaga tempat tidur
Rasional : Kebersihan
mencegah perkembang biakan kuman
-
Demontrasikan serta libatkan keluarga
dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
Rasional : Mencegah
terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
keasaman feces.
-
Atur posisi tidur atau duduk dengan
selang waktu 2-3 jam
Rasional :Melancarkan
vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan
irirtasi.
5. Resiko
tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
Tujuan
:
Setelah
dilakukan tindakan, tidak terjadi penurunan berat bedan secara terus menerus.
Kriteria
Hasil :
-
Berat badan stabil
Intervensi
:
-
Kaji BB setiap hari
Rasional : Untuk
mengetahui perkembangan tumbuh kembang dan berat badan
-
Berikan jam istirahat (tidur) serta
kurangi kegiatan yang berlebihan
Rasional : Mengurangi
pemakaian energi yang berlebihan
-
Monitor intake dan out put dalam 24 jam
Rasional : Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan
TINJAUAN
KASUS
Tn. C 20
th petani , pendidikan SD dating kerumah sakit dengan keluhan BAB cair, muntah
– muntah , kejang, ekstrimitas dingin , wajah biru, anus luka, inkontinuitas
alvi dan urin, perut cekung klien gelisah, keadaan umum lethargi, TD 130/ 90
,RR 32 x/ menit, N 116 X/ menit, S 39 c, hasil lab ditemukan leukosit meningkat
dan ditemukan entamoeba coli , DX, Disentri Basiler
A.PENGKAJIAN
1.
Identitas
a.
Identitas
pasien
Nama : Tn.c
Jenis kelamin : laki-laki
Umur :
20 th
Alamat : -
Agama : -
Status perkawinan : -
Pendidikan : SD
Tanggal masuk : -
Golongan darah : -
No Regi/rekam medik : -
b.
Identitas
penanggung jawab : keluarga
2.
Riwayat
kesehatan
a. Keluhan utama
BAB cair disertai lender
b. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau
lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran
: 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari
14 hari (diare kronis).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
-
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
.-
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
.-
f. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
1. .Pertumbuhan
v Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun
berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm)
pertahun.
v Kenaikan linkar kepala : 12cm
ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
v Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi
susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
v Erupsi gigi : geraham perama menusul
gigi taring.
2. Perkembangan
Tahap perkembangan
Psikoseksual (Sigmund Freud)
3.
Pemeriksaan
fisik
Keadaan umum
Tanda – Tanda Vital
Ø TD :
13O /90 mmHg
Ø RR :
32 x/ menit
Ø N :166
X/ menit
Ø S :
39 C
Pemeriksaan Fisik
1. B1
(Breathing)
RR
32x permenit
2. B2
(Blood)
Tekanan
Darah 130/60 mmHg. Nadi 116x/menit
3. B3
(Brain)
---
4. B4
(Bladder)
---
5. B5
(Bowel)
diare yang bercampur
darah, lendir, lemak.,
6. B6
(Bone)
Klien
mengeluh lemas
4.
Pemeriksaan
Penunjang
-
Pemeriksaan
tinja Pemeriksaan darah : DPL, kadar feritin. kadar vitamin B12
darah,kadar asam folat darah, albumin serum,
eosinofll darah..
-
pemeriksaan
imunodefisiensi), feses lengkap dan darah samar.
-
Pemeriksaan
anatomi usus : Barium enema
-
Kolonoskopi,
ileoskopi, dan biopsi, barium follow through atau enteroclysis, USG abdomen, CT
Scan abdomen
-
Fungsi
usus dan pankreas : tes fungsi ileum dan yeyunum, tes fungsi pankreas, tes
Schilling.
5.
Penatalaksanaan
a.
Non
farmakologis :
Diet lunak
tidak merangsang. tinggi kalori. tinggi protein, bila tidak tahan laktosa
diberikan rendah laktosa. bila maldigesti lemak dibenkan rendah lemak. Bila
penyakit Crohn dan kolitis ulserosa diberikan rendah serat pada keadaan akut.
Pertahankan minum yang baik, bila perlu infus untuk mencegah dehidrasi
b. Farmakologis:
1. Bila sesak napas dapat diberikan oksigen, infus untuk
memberikan cairan dan elektrolit.
2. Antibiotika bila terdapat infeksi.
3. Bila penyebab amuba/parasit/giardia dapat diberikan
metronidazol.
4. Bila alergi makanan/obat/susu, diobati dengan
menghentikan makanan/ obat penyebab alergi tersebut.
5. Keganasan/polip diobati dengan pengangkatan kanker/polip
6. TB usus diobati dengan OAT
7. Diare karena kelainan endokrin, diobati dengan kelainan
endokrinnya
8.
Malabsorsi
diatasi dengan pembenan enzim Kolitis diatasi sesuai jenis kolitis
DATA FOKUS
No
|
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
|||||||||
1
|
DS :
BAB cair
DO:
BAB lebih 3 x/ hari
|
Infeksi mukosa kolon
Makanan / zat tidak dapat di serap
Isi rongga usus yang berlebihan
Diare
|
Kekurangan cairan dan elektrolit
|
|||||||||
2
3.
|
DS :
Muntah -
muntah
DO :
BB menurun
DS :
Lemas dan pucat
DO :
Ø TD :13O
/90 mmHg
Ø RR :
32 x/ menit
Ø N :166
X/ menit
Ø S :
39 C
|
Terjadi
rasa mual
↓
Nafsu
makan menurun
↓
Kebutuhan
intake dan output tdk seimbang
Peningkatan frekwensi
BAB
Kelelahan
Intoleransi
aktivitas
|
BB menurun
akibat tidak seimbangnya intake dan output
Intoleransi aktivitas
|
B.DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang.
2. Resiko tinggi gangguan tumbuh
kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
3. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelelahan karena diare
C.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diagnosa
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan
dan intake yang kurang
2. Resiko
tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelelahan karena diare
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama
di rumah, di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
- Nafsu
makan meningkat
- BB
meningkat atau normal sesuai umur
Setelah dilakukan tindakan, tidak
terjadi penurunan berat badan secara terus menerus.
Kriteria Hasil:
- Berat
badan stabil
Setelah
di lakukan tindakan, pasien dapat beraktivitas kembali
Kriteria
Evaluasi :
-
Pasien dapat beraktivitas
kembali.
|
1. Diskusikan
dan jelaskan tentang pembatasan diet (makan berserat tinggi, berlemak, dan
air terlalu panas atau dingin)
2. Ciptakan
lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangat
3. Berikan
jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
4. Monitor
intake dan output dalam 24 jam
5. Kolaborasi
dengan tim kesehatan lain:
a. Terapi
gizi: diet TKTP rendah serat, susu
b. Obat-obatan
atau vitamin A
1. Kaji
BB setiap hari
2. Berikan
jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
3. Monitor
intake dan output dalam 24 jam
1. Berikan dorongan semangat pada pasien
2. Bantu pasien untuk melakukan
kegiatan yang berat-berat
|
1. Serat
tinggi, lemak , air terlalu panas/ dingin dapat merangsang mengiritasi
lambung dan saluran usus.
2. Situasi
yang nyaman ,rileks akan merangsang nafsu makan
3. Mengurangi
pemakaian energi yang berlebihan
4. Mengetahui
jumlah output dapat merencanakan jumlah makanan
5. Mengandung
zat yang diperlukan, untuk proses pertumbuhan
1. Untuk
mengetahui perkembangan tumbuh kembang dan berat badan
2. Mengurangi
pemakaian energy yang berlebihan
3. Mengetahui
jumlah output dapat merencanakan jumlah makanan
1. dengan memebrikan dorongan semangat
pasien jadi terpacu untuk beraktivitas.
2. Untuk menghindari kelaurnya banyak
energi pada pasien.
|
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Disentri
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron
(=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir
bercampur darah
Banyak
obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare
meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben
(misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal
lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin,
prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5
tahun.
Antibiotika
juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri /
kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti
protozoa menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana
kesehatan. Hal ini juga menghamburkan uang.
DAFTAR PASTAKA
- Kamus Kedokteran Edisi Ketiga.
Jakarta : FK-UI; 2001
- Dharma, Andi Pratama. Buku Saku
Diare Edisi 1. Bandung : Bagian/SMF IKA FK-UP/RSHS; 2001
- Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Volume 1. Jakarta : Bagian IKA FK-UI; 1998.
- Gandahusada, Srisasi, et al.
Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : FK-UI; 2000.
- Kumpulan catatan kuliah Ilmu
Kesehatan Anak 2004-2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar