ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA Tn “G” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGANYA
MENDERITA
HIPERTENSI
A. Pengkajian
I. Data Umum:
1.Nama kepala keluarga
2.Alamat
3.Pekerjaan
4.Pendidikan
|
: Tn. G
: RT. 3 RW. Lembar utara
: Swasta
: SMP
|
5.Daftar anggota keluarga:
No.
|
Nama
|
J.K
|
Hubungan dgn Keluarga
|
Umur
|
Pendidikan
|
Ket.
|
1
2
|
Tn.G
Ny. A
|
L
P
|
Bapak
Istri
|
66
55
|
SMP
SD
|
Sehat
Sakit Hipertensi
(Post Stroke)
|
6.Genogram :
7. Tipe Keluarga
Tipe
keluarga ini adalah keluarga inti dimana
mereka hanya tinggal berdua saja (suami istri) dalam satu rumah.
8. Suku /bangsa : Sasak / Indonesia
9. Agama : Islam. Keluarga bapak G percaya bahwa kesehatan dan penyakit yang diderita selama ini merupakan
cobaan dari Allah SWT, dan akan berusaha agar penyakit istrinya bisa sembuh.
10. Status sosial dan
ekonomi keluarga
Pendapatan bapak G sebagai buruh pada pabrik arang adalah
Rp.500.000/bulan dan kadang Rp.700.000,- / bulan jika ada lembur,Penghasilan
mereka sebagian besar dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
jika ada lebih mereka simpan untuk keperluan Ny. A berobat.
11. Aktifitas rekreasi
Aktifitas rekreasi dalam
rumah selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama istri sambil nonton TV,
cucu dan menantu dari anak yang ketiga sering bertandang kerumah, kadang-kadang
anak-anak yang rumahnya tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Aktifitas
rekreasi diluar rumah jarang mereka lakukan.
II.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1.
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat
ini keluarga bapak G sedang berada pada tahap
perkembangan keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan),
karena anak memisahkan diri dari keluarga, sudah menikah, mempunyai anak
(memiliki keluarga sendiri)
Dari ketiga
tugas perkembangan keluarga menurut Duvalla and Miller, pada keluarga bapak G semua tugas perkembangan tersebut telah terpenuhi
yaitu :
a.
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b.
mempertahankan keintiman pasangan
c.
membentu orang tua, suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.
d.
membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e.
penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
2.
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Bapak E.S
merasa belum memenuhi tugas karena Ny.S belum sembuh dari sakitnya.
3.
Riwayat keluarga saat ini
Bapak G pernah di rawat di Rumah Sakit 2 tahun yang lalu pada
peristiwa kecelakaan hingga saat ini telinganya yang sebelah kanan terdengar
seperti air mendidih dan sangat mengganggu karena selain tidak nyaman,
pendengarannya juga terasa berkurang. Sedangkan istrinya Ny.A menderita penyakit Hipertensi hingga saat ini (pasca
Stroke) sejak 5 tahun yang lalu.
4.
Riwayat keluarga sebelumnya
Dari hasil
pengkajian di dapatkan bahwa orang tua perempuan bapak G meninggal karena menderita Stroke sedangkan yang laki-laki meninggal karena
sakit tua. Orang tua Ny A meninggal
karena perdarahan (perempuan), sedangkan yang laki-laki meninggal karena
digigit ular. Dari pengakuan keduanya tidak ada anggota keluarganya yang
menderita penyakit menular atau penyakit seperti yang diderita oleh Ny. A saat ini.
III.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1.
Karakteristik rumah
Luas rumah
kira-kira 3x20Meter Persegi. Tipe rumah permanen dengan dinding rumah dari
tembok, jumlah ruangan tidur 1 buah, kamar tamu 1 buah, 1 kamar keluarga yang
digunakan sebagai tempat nonton TV, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang
dapur, didepan terdapat tanah kosong yang lumayan luas tempat parkir mobil
dinas tempat anak pertamanya bekerja. Didalam ruang tidur dan ruang keluarga
tampak agak gelap karena tidak ada pencahayaan hanya ada satu kaca diantara
genting, banyak pakaian yang bergantungan, dapur dan gudang nampak tidak rapi,
lantai keramik namun nampak kurang bersih dan banyak lalat.
2.
Karakteristik tetangga dan komonitas RW
Bapak E.S
tinggal dilingkungan tempat tinggal yang padat penghuni, bapak E.S tinggal
tepat di pinggir jalan, samping kiri kanan adalah masih keponakan, sedangkan
dua rumah tetangganya adalah penduduk mendatang yang tinggal dalam rumah kost
dan kurang memperhatikan keadaan lingkungan dan kondisi kesehatan di
wilayahnya. Interaksi antara warga banyak dilakukan pada sore dan amalam hari.
3.
Mobilitas Geografis keluarga
Keluarga
bapak G sudah menempati rumah yang
ditempatinya saat ini sejak berumah tangga sampai sekarang, berdasarkan
keterangan dulu daerah sekitar lingkungan tempat tinggal masih jarang ditempati
penduduk.
4.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Selama ini
keluarga bapak G tidak pernah mengikuti
kegiatan formal amaupun informal di lingkungan atau di Rwnya.
5.
Denah Rumah
6.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga
bapak G saat ini hanya tinggal berdua saja
bersama istri, tapi anak dan menantu terutama dari anak ketiga hampir tiap hari
datang ke rumah untuk membantu segala keperluan keluarga seperti memasak,
mencuci dan membersihkan rumah, karenma NY. A dalam keadaan sakit dan tidak bisa memenuhi tanggung
jawabnya secara penuh sebagai istri, tapi mereka selalu saling bahu membahu
untuk saling memenuhi kebutuhan keluarga bapak G. Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga masih
kurang, seperti tidaka da dana khusus untuk
anggaran pemeliharaaan kesehatan, keluarga jarang menabung, tidak
tersedia obat P3K dalam rumah walaupun memiliki Tensimeter sendiri, keluarga
bapak G juga mempunyai kebiasaan jarang memeriksakan diri ke sarana kesehatan,
kecuali jika keluhan yang mereka rasakan benar-benar menggangu aktifitas mereka.
Ny A juga tidak akan kontyrol jika
tidak ada keluhan padahal sudah mengalami post Stroke sejak 5 tahun yang lalu.
IV.
STRUKTUR KELUARGA
1.
Pola komunikasi Keluarga
Antar
anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu
permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan suatu
permasalahan, ibu dan anak-anaknya biasa memberikan alternatif pemikiran
bagaimana untuk memutuskan masalah, tapi biasanya yang paling sering mengambil
keputusan adalah anak tertua (pertama).
2.
Struktur kekuatan keluarga
Di dalam
aktifitas sehari – hari keluarga saling perhatian dan merasakan bahwa mengatasi
masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga.
3.
Struktur peran
Bapak G sebagai kepala rumah tangga yang bertugas memberi
nafkah keluarga, Ny.A sebagai ibu rumah tangga
yang mengurusi segala keperluan suami.
4.
Nilai atau norma keluarga
Keluarga
bapak G mempercayakan perawatan
kesehatannya kepada tenaga kesehatan, khusus untuk bapak G mengaku jarang sakit, jika sakit hanya membeli obat di toko dan
mengkonsumsi obat tradisional.
5.
Fungsi keluarga
a.
Fungsi afektif
Keluarga
bapak G memahami keadaan penyakit yang diderita oleh Ny.A. semua anak dan menantu turut membantu pengobatan Ny.A, ada yang membelikan tensimeter untuk mengontrol
tekanan darah, ada yang membantu membuatkan minuman tradisional seperti sari
larutan daun alpokat, daun seledri, buah belimbing, bawang putih dan lain-lain.
b.
Fungsi sosialisasi
Bapak G mengajarkan kepada anggota keluarganya untuk hidup
mandiri dan hidup Nerimo apa adanya,
jika ada di makan jika tidak ada dicari, jika tidak dapat hidup yang sabar.
c.
Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga
tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit Hipertensi hal ini
ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat
penyakit Hipertensi. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas
karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi pada
penyakit Hipertensi.
d.
Fungsi reproduksi
Keluarga
bapak G memiliki anak 3 orang semuanya
laki-laki. Ny.A saat ini tidak menjadi
akseptor KB karena alasan sudah tua, tidak mungkin hamil. Selama melahirkan
mulai anak pertama sampai anak terakhir tidak menagalami gangguan berarti.
e.
Fungsi ekonomi
Keluarga
bapak G menggunakan penghasilannya untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap hari. Jika ada sisa
keuangan, maka disishkan untuk berobat Ny.A.
6.
Stres dan Koping keluarga
a.
Stresor jangka pendek dan panjang
Stressor
jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga bapak G adalah penyakit Hipertensi (Post Stroke)
yang diderita sejak 5 tahun yang lalu
b.
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga
swudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh Ny.A karena sakit yang dideritanya sudah semenjak lama dan
keluarga selalu berdoa agar penyakit yang diderita Ny.SAdapat segera sembuh.
c.
Strategi koping yang digunakan
Dalam
menghadapi suatu permasalahan, biasanya keluarga bapak E.S mendiskusikannnya
terlebih dahulu sebelum mengambil suatu keputusan. Baapak G memberikan pengertian kepada anggota keluarganya tentang masalah yang
dihadapi.
7.
Pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan fisik umum
Keadaan
umum Ny.A nampak keletihan, penampilan
terlihat rapi, kebersihan diri baik.
Tanda –
tanda vital :
Tekanan
Darah : 210/130mmHg
Respirasi : 32x/menit
Suhu : 36,6°C
Tinggi
Badan : 148cm
Berat Badan : 58 Kg
b.
Pemeriksaan fisik khusus
1.
Kepala dan leher
·
Kepala : tidak
terdapat adanya benjolan, bentuk kepala Normo Chepalik
·
Leher : Pada
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan Vena jugularis dan arteri carotis
·
Mata :
Konjingtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak terdapat udema
·
Hidung : tidak
ada riwayat terjadinya perdarahan hidung (epistaksis)
·
Mulut : bibir
tidak kering dan tidak terlihat tanda – tanda sianosis
2.
Dada
Pergerakan
dada terlihat saat inpirasi, suara Jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur tidak ada, ronchi(-), wheezing (-), nafas cuping
hidung (-).
3.
Abdomen
Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran Hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik baik
4.
Ekstremitas
Pada
ekstremitas kanan atas dan bawah terdapat kelumpuhan, ketidak mampuan
menggerakkan persendian dan melipat persendian secara sempurna. Ektremitas kiri
dalam batas normal.
8.
Harapan keluarga
Bapak G menyambut baik terhadap petugas kesehatan yang
bertugas di lingkungannya, beliau berharap agar petugas kesehatan secara rutin
melakukan kegiatan pengobatan / penyuluhan terhadap warga khususnya
dilingkungan RW 1
V.
ANALISA
DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
Ny A (55 tahun) menderita Hipertensi
Tekanan darah 210/130 mmHg (post Stroke) selama 5 tahun, berjalan dengan kaki
kanan agak ditarik, tangan kanan sulit digerakkan, sendirian tinggal di rumah
kadang-kadang ditemani menantu dan cucu, tidak disediakan makanan tersendiri
buat NY.S, segala ADL dipenuhi sendiri, tidak pergi kontrol jika tidak ada
keluhan, Berat Badan 58 Kg, Tinggi Badan 149Cm.
|
Ketidakmampuan keluarga dalan
merawat penderita dengan Hipertensi (Post Stroke)
|
Resiko terjadinya serangan Stroke
berulang ( pecahnya pembuluh darah akibat Hipertensi).
|
2.
|
Ny.A mengatakan di kamar tidur agak
gelap, ada jendela tapi jarang di buka, begitu juga dengan kamar keluarga.
Nampak banyak baju bergantungan, di dapur dan gudang tampak tumpukan barang /
penataan barang yang tidak teratur, lantai kamar kurang bersih, nampak banyak
lalat, Ny.A
hanya tinggal berdua bersama Tn.G yang pulang kerja jam 3 sore.
|
Ketidak mampuan keluarga dalam
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
|
Resiko terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan.
|
VI.
SKORING
1.
Resiko terjadinya serangan Stroke berulang (pecahnya
pembuluh darah otak akibat Hipertensi) sehubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat keluarga dengan Hipertensi.
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1. Sifat
masalah
Tidak/kurang sehat
|
3/3 x1=1
|
Tidak / kurang sehat
|
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah sebagian
|
½ x 2 =1
|
Masalah dapat diatasi
sebagian karena keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang cara merawat
anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi, ketidak patuhan untuk
diit dan penyakit kronis.
|
3. Potensi
masalah untuk dicegah. Cukup
|
2/3 x 1 = 2/3
|
Masalah dapat diubah
karena penyakit Hipertensi merupakan suatu penyakit yang dapat dipertahankan
dengan menjaga keseimbangan tekanan darah, ketersedian dana cukup, mulai
mengerti pentingnya perawatan Hipertensi.
|
4. Menonjolnya
masalah.
Masalah berat harus ditangani
|
2/2 x 1 = 1
|
Keluarga dan penderita
menyadari betapa pentingnya keadaan sehat.
|
Total Skor 3 2/3
|
2. Resiko terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan sehubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan.
3.
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
Ancaman Kesehatan
Sebagian.
Cukup
Ada masalah tetapi
tidak perlu di tangani
|
2/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
½ x 1 = 1/2
|
Merupakan ancaman kesehatan karena
dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan oleh karena lingkungan yang
kotor.
Masalah dapat diatasi sebagian
karena keluarga memiliki fasilitas dan kemauan untuk menjaga kebersihan
lingkungannya.
Masalah dapat diubah karena anggota
keluarga memiliki waktu yang cukup guna membersihkan rumah.
Keluarga tidak menyadari bahwa
lingkungan yang kotor dapat
menimbulkan penyakit
|
Total skor 3
|
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko
terjadi serangan Stroke (pecahnya pembuluh darah otak) berulang
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang menderita Hipertensi
- Resiko
terjadinya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan sehubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
C. PRIORITAS MASALAH
Resiko terjadinya
serangan Stroke (pecahnya pembuluh darah otak) berulang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang menderita Hipertensi.
D. INTERVENSI
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. G
No. Diagnosa
|
Goal
|
Objectives
|
Criteria
|
Standart
|
Intervensi
|
1.
Resiko terjadinya serangan ulang Stroke (pecahnya pembuluh darah otak)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mennderita Hipertensi (NY.A)
|
Setelah
dilakukan penyuluhan
Pada
keluarga masalah kesehatan dapat teratasi
|
1.
Keluarga mengenal masalah kesehatan salah satu anggota keluarga (Ny.A)
2.
Keluarga mampu mengambil keputusan tentang tindakan yang tepat
3.
Ny.A bersama anggota keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada
|
Verbal
Verbal
Psiko
motor
|
- Keluarga dapat menjelaskan pengertian
Hipertensi
- Keluarga dapat
menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
- Keluarga dapat
menjelaskan perawatan keluarga yang menderita Hipertensi
- Keputusan keluarga untuk
membawa Ny.A ke pelayanan kesehatan
Lansia memeriksakan diri
ke Puskesmas /RS
|
1.Kaji pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
2. Jelaskan pada keluarga
tentang pengertian, tanda dan gejala, tindakan yang harus dilakukan bila ada
salah satu anggota keluarga yang menderita Hipertensi
3. Bimbing keluarga untuk
mengulangi yang dijelaskan
4. Beri pujian atas
jawaban
1. Beri penjelasan akibat
lanjut dari penyakit
Menganjurkan keluarga
untuk memeriksakan Ny.A ke RS/Puskesmas.
|
2.
Resiko terjadinya penyakit berhubu ngan dengan lingkungan sehubungan
dengan ketidak mampuan keluarga
dalam memelihara lingkungan rumah
|
Setelah
dilakukan kunjungan keluarga
diharapkan mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat
|
1. Keluarga dapat
menyebutkan beberapa syarat rumah sehat
2. Keluarga dapat
menyebutkan kembali dampak dari lingkungan rumah yang tidak sehat
3. Keluarga dapat menjaga
kebersihan lingkungan rumah terutama kamar
4. Keluarga dapat
merapikan baju yang bergantungan
5. Keluarga dapat
membersihkan lingkungan rumah secara teratur
|
Verbal
Verbal
Non
Verbal
Non
Verbal
Non
Verbal
|
1. Keluarga mampu menyebutkan 3 syarat rumah yang
sehat
2. Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 3 manfaat rumah yang bersih
1. Rumah tampak rapi dan
tidak ada baju yang bergantungan.
2. Membersihkan rumah
setiap hari
3. Membersihkan kamar
mandi secara teratur
|
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang syarat rumah yang sehat.
2. Jelaskan kepada
keluarga tentang hal-hal yang dapat terjadi akibat rumah yang kurang sehat
(lembab, kurang sinar Matahari, banyak lalat, perabotan yang tidak teratur)
3. Diskusikan dengan
keluarga tentang pembagian tugas dalam menjaga kebersihan rumah.
4. Anjurkan kepada
keluarga untuk membuka jendela, melipat baju yan bergantungan
5. Anjurkan kepada
keluarga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah
6. Beri pujian untuk
tindakan yang tepat
|
E.
Implementasi.
Tanggal
|
No. DP
|
Pelaksanaan
|
|
15/2/02
|
I
|
1. Menjelaskan kepada
anggota keluarga factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi yaitu; akibat ada faktor
keturunan, peningkatan usia, dan tidak mejaga keseimbangan makanan.
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala
dari peningkatan tekanan darah antara lain:
- Kepala pusing.
- Tengkuk/ leher terasa kaku.
- Mata berkunang-kunang.
3. Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa terjadi
akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol yaitu gangguan pada
system organ seperti otak, mata,
jantung, dan ginjal yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian .
4. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang
penanganan hipertensi:
v pengobatan
Hipertensi memerlukan waktu
yang panjang / seumur hidup
v tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah
terjadinya komplikasi dengan cara mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90
mm Hg.
5. Menjelaskam kepada
keluarga cara mencegah tekanan
darah tinggi yaitu dengan cara memodifikasi gaya hidup seperti :
v Mengurangi konsumsi
garam
v Menghindari kegemukan
v Membatasi konsumsi
lemak
v Olahraga teratur
v Makan banyak sayur
segar
v Tidak merokok dan tidak minum alkohol
v Latihan relaksasi atau meditasi
v Berusaha membina hidup
yang positif.
6. Menganjurkan keluarga untuk melakukan kontrol secara
teratur dan minum obat sesuai dengan anjuran dokter.
|
|
18/2/02
|
II
|
1. Menjelaskan
kepada keluarga pentingnya menjaga kebersihan rumah dan dampak yang bisa muncul akibat rumah yang
kurang bersih dan sirkulasi udara tidak lancar serta ruangan yang kurang sinar
matahari, antara lain:
- Banyaknya nyamuk.
- Mempercepat penularan penyakit.
- Menyebabkan kuman-kuman yang menyebabkan penyakit
pernafasan (seperti batuk, flu, pilek, alergi) mudah berkembang biak.
2. Menjelaskan kepada keluarga beberapa syarat rumah
sehat antara lain:
- Penerangan dengan sinar matahari yang cukup.
- Sirkulasi udara yang lancar.
- Lingkungan dan kondisi rumah bersih.
3. Mendiskusikan dengan Ny. A. dan keluarga untuk
keterlibatan seluruh anggota keluarga.
4. Menganjurkan anggota
keluarga untuk membuka jendela
diruang tamu dan dikamar tidur
selebar-lebarnya setiap hari agar sirkulasi udara lancar.
5. Menyarankan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan
rumah secara bergantian.
|
|
|
|
|
F.
Evaluasi
Tgl
|
Evaluasi
|
||
21/2/02
|
S:
O:
A:
P:
|
-
Ny. A. mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya
dan melipat baju yang bergantungan, serta menyapu lantai.
-
Ny. A. mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk
menguras bak kamar mandi dan sudah di lakukannya.
-
Rumah tampak
bersih dan rapi.
-
Jendela
rumah ruang tamu dan kamar dibuka
lebar-lebar.
-
Barang-barang diatur dengan rapid an yang tidak berguna
sudah disingkirkan.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan
dihentikan.
|
|
21/2/02
|
S:
O:
A:
P:
|
-
Ny. A. mengungkapkan sakit kepalanya sudah tidak muncul
lagi
-
Ny. A. mengatakan akan kontrol secara teratur sesuai
anjuran dokter dan akan selalu minum obat yang diberikan dokter.
-
Tekanan darah
140/90 mmHg.
-
Masakan yang
dikonsumsi oleh Ny. A. sudah tidak asin lagi dan
dibedakan dengan anggota keluarga yang lain.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan
dihentikan.
|
PRE PLANNING
Penyuluhan
askep keluarga dengan Hipertensi
I.
Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan
tekanan darah Diastolik ≥90mmHg, atau bila pasien memakai obat Hipertensi.
Dengan kata lain Hypertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan Tekanan
Darah Sistolik dan/atau Diastolik yang tidak normal. Klien yang menderita
Hipertensi bila tidak mendapatkan pengelolaan yang benar bisa menyebabkan
berbagai resiko yang berakibat fatal. Pada keluarga Tn. G, dimana NY.A menderita Hipertensi (post Stroke),
dirasa perlu mendapatkan informasi yang berhubungan dengan Hipertensi untuk
kepentingan perawatan bagi penderita.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan
mampu mengenal penyakit Hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang menderita penyakit Hipertensi.
III.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
-
menyebutkan pengertian Hipertensi
-
menyebutkan penyebab Hipertensi
-
menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
-
menyebutkan cara pencegahan Hipertensi
IV.
Sasaran
Seluruh anggota
keluarga : Tn.G, Ny.A
V.
Media
Media penyuluhan
yang akan digunakan : leaflet
VI.
Metode
Metode yang
digunakan : ceramah, diskusi / Tanya jawab
VII.
Strategi Pelaksanaan
-
Memperkenalkan pembimbing, kontrak waktu, dan pembukaan
: 5 menit
-
Menyampaikan materi Hipertensi dan diskusi : 30 menit
-
Melakukan evaluasi dan terminasi : 15 menit
VIII.
Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari :
Pukul :
Tempat : Rumah Tuan G, RT 1 RW I Kelurahan Lembar Utara
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang studi : Keperawatan Keluarga
Topik : Penyakit Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn.G
Tempat : Rumah Tn.G (RT I, RW I, Kelurahan Lembar
Utara)
Hari / tanggal :
Waktu : 50 menit
o
- Tujuan Instruksional Umum
Setelah
dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu mengenal penyakit Hipertensi
dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit
Hipertensi.
- Tujuan Instruksional Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu:
·
Menyebutkan pengertian Hipertensi
·
Menyebutkan penyebab hipertensi
·
Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
·
Menyebutkan cara pencegahan hipertensi
- Sasaran
Seluruh anggota
keluarga Tn.G
- Materi
o
Penyakit hipertensi
o
Diit rendah Garam
- Metode
·
Ceramah
·
Diskusi / Tanya jawab
- Media
Leaflet : Hipertensi dan diit rendah garam
- Kriteria Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur
Semua anggota keluarga hadir/ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rumah Tn.G
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2.
Evaluasi Proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3.
Evaluasi hasil
Keluarga mengerti tentang penyakit Hipertensi, dapat menyebutkan
Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, hal-hal yang memperberat penyakit
Hipertensi serta upaya – upaya pencegahannya
- Pengorganisasian
Pembicara /
fasilitator : Misroh Mulianingsih
Supervisor :
DIIT RENDAH GARAM
Pemberian diit rendah garam
bertujuan membantu menghilangkan retensi garam / air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Diit ini diindikasikan untuk pasien
dengan edema dan / atau Hipertensi, seperti pada aggal Jantung, sirosis
Hepatis, Penyakit Ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi
esensial.
Syarat diit ini
adalah cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin, jumlah Natrium yang
diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam / air atau
hipertensi, dan bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.
Makanan yang boleh dan tidak boleh
diberikan (diit rendah garam)
Golongan
bahan
Makanan
|
Makanan
yang boleh diberikan
|
Makanan
yang tidak
boleh
diberikan
|
Sumber Karbohidrat
Sumber Protein Hewani
Sumber protein nabati
Lemak
Sayuran
Buah – buahan
Bumbu
|
Beras, Bulgur, Kentang,
Singkong, Terigu Tapioka, Hunkwee, Gula, Makanan yang diolah dari bahan
makanan tersebut di atas tanpa garam dapur dan soda, seperti : Makroni, Mie,
Bihun, Roti, Biskuit, Kue Kering.
Daging dan ikan maksimum 100
gram sehari; telur maksimum 1 butir sehari; susu maksimum 200 gram sehari
Semua kacang – kacangan yang
diolah dan dimasak tanpa garam
Minyak, margarin tanpa garam,
mentega tanpa garam
Semua sayuran segar, sayuran
yang diawet tanpa garam dapur, Natrium Benzoa dan soda
Semua buah – buahan segar, buah
yang diawet tanpa garam dapur, natrium benzoa dan soda
Semua bumbu segar dan kering
yang tidak mengandung garam dan ikatan natrium lainnya
|
Roti, Biskuit, dan kue yang
dimasak dengan garam dapur dan atau soda.
Otak, ginjal, lidah, sardin,
keju, daging, ikan dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti : daging
asam, ham, bacon, dendeng, abvon, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang
kering, telur asing, telur pindang dsb.
Semua kacangan dan hasilnya
yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya.
Margarin dan mentega biasa.
Sayuran yang diawet dengan gram
dapur dan ikatan natrium lainnya, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin,
asinan, acar, dsb.
Buah – buahan yang diawet
dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya.
Garam dapur, baking powder,
soda kue, vetsin dan bumbu yang mengandung garam dapur seperti : kecap,
terasi, saus tomat, petis, tauco, dsb.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar